Pantai Gusong Bugis Bak Kebun Belakang Rumah

Masih tentang pesona Pulau Belitung. Pulau yang ramah, ketika datang pertama kali serasa pulang ke rumah yang sudah lama ditinggalkan. Berumur tua namun manis. Banyak rumah tradisional yang bisa dinikmati mata sepanjang perjalanan. Entahlah mengapa saya menyakini jika sebuah rumah dibangun dari bahan kayu itu lebih menyenangkan dan ada emosi tersendiri yang membawa jika yang berada di dalamnya merasa damai. Mungkin bahan kayu itu sendiri yang memancarkan keindahan alam semesta, lain halnya dengan rumah yang penuh dibangun dari semen, batu bata dan pasir. Meskipun sama-sama terambil dari alam.

Ada halaman, ada teras depan. 


Lihatlah rumah itu, masih jadul sekali. Saya merasa melihat rumah itu saja sudah nyaman, apalagi berdiam didalamnya.

OK, mari kita pergi ke pantai yang dekat-dekat saja karena cuaca juga bisa berubah hanya hitungan satu jam. Menelusuri pantai terdekat dengan bantuan Google Maps, dan dapatlah lokasi terdekat, kurang lebih sama nyasar dikit, gak lebih dari 60 menit perjalanan menggunakan motor.

Pantai Gusong Bugis.

Beberapa kilometer mendekati pantai memang jalanan sepi, tapi berulang kali saya diingatkan penduduk sekitar, bahwa Pulau Belitung sangat aman. Berbeda sekali dengan jalanan di provinsi Lampung, akan penuh begal dimana-mana. Biaya retribusi 10.000 rupiah kalau saya tidak lupa, itu termasuk parkir.

Dulunya tempat ini adalah area pertambangan, kemudian dipulihkan keadaannya dengan menjadi Hutan Mangrove. Ya memang harusnya begini si, ada pemulihan bagi tanah dan lingkungan. Kalau sedang pergi sendiri, cocoklah tempat ini. Seperti piknik di belakang rumah sendiri. Hanya saja saat bulan Juli saya kesana, gak terlalu oke untuk berenang karena dangkal pantainya. Enaknya bawa tikar, bawa makanan, buah dan buku bacaan favorit, kemudian sambil tiduran menikmati semilir angin yang menembus dedaunan.

500 meter dari pantai.

Teduh.

Berenangnya disimpan dalam hati dulu.

Disapa mentari.
Mendung di siang hari.
Saat mendung aja keren apalagi cuaca cerah.
Jikalau lelah berbaring atau duduk, ada juga ayunan yang memanjakan jiwa,  berada di pantai ini selama 2 jam itu tidak terasa. Toilet juga banyak dan bersih, ada warung kopi, mushola. Harganya juga gak selangit, masih ramah di kantong.


Pengunjung juga masih sepi jadi serasa tamasya di kebun belakang rumah sendiri. Jika ingin menyepi ataupun mungkin ingin membereskan hati yang penuh dengan ketidakpastian, datanglah ke pantai Gusong Bugis. Belitung tidak hanya pantai Tanjung Tinggi saja.

Besok saya akan ceritakan ke satu pantai yang sedikit menegangkan hati, sebenarnya pantainya keren hanya saja ......

 Lanjut esok hari saja ya.



Comments