Ingin
jalan-jalan ke luar negeri?
Kalau
ditanya begitu saya akan jawab iya dong dengan suara keras dan penuh semangat.
Perjalanan menjadi cook helper, kemudian beralih ke bidang pendidikan dan melompat ke
bidang perhiasan. Bukanlah rencana hidup yang saya mau dan inginkan. Tapi saya
sangat bersyukur! Di tempat-tempat yang tidak pernah saya bayangkan itulah,
saya banyak belajar akan hidup. Bagaimana seharusnya menjadi pemimpin, apa yang
seharusnya dikatakan dan bagaimana menyikapi uang gajian yang awal-awalnya
pas-pasan. Lagi-lagi kota Yogyakarta. Ya, saya pikir kota itu memang menyimpan
banyak manusia yang siap mengubah dan membentuk tiap pribadi yang merantau di
kota itu.
Kembali ke
poin “ingin jalan-jalan ke luar negeri?”.
Dari sejak
kuliah saya memang punya impian untuk tinggal di Negara Belanda. Tahun 2015
Tuhan percayakan tiket penerbangan secara gratis ke negeri kincir angin itu. Momen
itu menjadikan saya lebih percaya, Tuhan memang tidak pernah diam menciptakan
jalan bagi mereka yang punya impian.
Singapura
atau Malaysia?
Aduh gak
masuk dalam daftar deh. Mau ngapain ke sana? Banyak turis Indonesia. Tapi Tuhan
perlahan-lahan tunjukkan jalan hari demi hari. Pertama, ia meminta saya ikut
acara seminar anak berkebutuhan khusus yang pembicaranya berasal dari Singapura. Kedua, pada pertengahan bulan
September 2018, seorang pemimpin di yayasan di tempat saya berkarya, menyampaikan
siapa yang mau mengantar anak-anak yang akan belajar satu bulan di Kuala
Lumpur. Yang percaya Tuhan siapkan jalan, silakan maju ke depan untuk didoakan.
Saya ingin
sekali maju ke barisan mereka. Tapi, hati saya bilang, udahlah kamu pasti bisa
pergi ke Negara itu sendirian. Percayalah. Saya akhirnya tidak jadi maju dan
didoakan untuk acara itu. Namun dalam hati saya berdoa, Tuhan sediakan berkat
untuk saya terbang ke Kuala Lumpur.
Langkah iman
memang yang utama untuk menuju sebuah impian akan terwujud menjadi realita yang
bisa kita lihat dengan mata kita.
Mencoba cek
harga tiket dan penginapan. Selama 3 bulan setelah pulang dari bekerja saya
melototin handphone demi mimpi itu terjadi. Baca review penginapan, bagaimana
moda transportasi, tempat yang bagus tapi gak banyak turis. Makanan yang akan
asing di lidah saya, semua orang akan berbicara bukan dengan bahasa Indonesia. Tapi,
semua harus dicoba, saya hanya percaya bahwa dua negera ini menjadi negara yang
membuat saya percaya. Saya bisa menginjakkan kaki kembali di negara Belanda.
Karena
pekerjaan juga menumpuk dan badan lelah, saya coba ikhlaskan diri untuk ya
sudah ikuti alur saja. Let it flow. Saya coba mendaftar tempat-tempat yang menurut hati saya, saya harus ke sana saja. Sisanya biar Tuhan infokan ke saya melalui cara-cara ajaibnya. Semua momen akan bisa jadi pelajaran
berharga buat saya nantinya.
Yang utama,
booking tiket pulang pergi dulu. Penginapan bisa kapan saja, yang penting sudah
punya referensi dan disimpan di handphone. Sempat buat request teman-teman di
Couch Surfing juga, hanya 2 orang yang membalas dan mereka sedang sibuk. Setelah
dipikir-pikir, hemat jajan saja, pergi ke tempat wisata yang gratis. Beberapa kali
boleh lah yang berbayar. Sehingga gak boros-boros amat.
Sempet
sebel gak saat siapin itinerary?
Wouh, itu
sudah pasti. Karena dulu ke Belanda naik KLM, nah maunya dari Kuala Lumpur ke
Jakarta juga dengan KLM. Awalnya senang, karena ada tiket murah 500 ribu naik
KLM. Berhari-hari mau booking entah kenapa, internet di handphone buat
nyebelin. Lelet. Akhirnya, ya sudahlah naik yang lain saja.
Sebenarnya berat
hati naik maskapai lain, tapi mungkin Tuhan sedang atur tiket KLM itu untuk
saya ambil saat ke Belanda, suatu hari nanti.
Singapura? Modern.
Kaku, semua serba buatan gak asli alam. Namun hati saya menggerakkan saya harus
ke Singapura dahulu dan berakhir di Kuala Lumpur. Sampai H-1 saya belum pesan penginapan yang di
Penang dan Kuala Lumpur. Baru yang di Singapura saja.
Singapura –
Melaka – Penang – Kuala Lumpur dalam 7 hari.
Mau naik
apa ke penginapan? MRT, gimana cara bayarnya? Gimana cara pesan tiketnya? Apakah
ada Grab seperti di Tangerang? Gimana nanti keliling kota kalau gak beli kartu
simcard local? WIFI cuma kalau di hostel? Pemikiran wajar pejalan saat berada
di kota atau negara yang baru disambangi.
![]() |
Terima kasih, Scoot! |
Dan hari
Senin, 4 Januari 2019 Tuhan antarkan saya ke Negara Singapura yang keren dan
membuat saya ingin kembali lagi ke sana.
"Tuhan tidak pernah diam merajut jalan bagi mereka yang punya mimpi".
Berlanjut ......:)
Comments
Post a Comment